Rabu, 10 Oktober 2012

Wamendibud: Kami bukan Produk Gagal Ciptaan Tuhan

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendibud) Bidang Pendidikan, Prof Musliar Kasim PhD, menyerukan agar masyarakat jangan rendah diri jika memiliki anak berkebutuhan khusus.

Hal itu disampaikan Wamendikbud saat memberikan sambutan pembukan Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pendidikan Khusus dan Layakan Khusus Pendidikan Dasar (PK-LK Dikdas) di Sanur Bali, Minggu (2/9/2012). Musliar selanjutnya mengatakan anak berkebutuhan khusus (ABK) juga memiliki talenta karena itu diselenggarakan OSN agar anak berkebutuhan khusus bisa berprestasi.

"Saya memperoleh cendera mata dari anak berkebutuhan khusus . Pada cendera mata itu tertulis bahwa: Kami (ABK) bukan produk gagal dari ciptaan Tuhan," paparnya.

Menurutnya, manusia itu pada dasanya unik karena itu layanan pendidikan harus bebas diskriminatif. Dalam UUD 1945 dan UU Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 juga menyatakan jaminan pendididikan untuk semua anak Indonesia. Sehingga pemerintah bekerjasama dengan orangtua harus memberikan layanan pendidikan.

Namun lanjutnya, hingga saat ini baru 30,5 persen anak berkebutuhan khusus yang mendapat pendidikan. Karenanya harus dilakukan upaya untuk meningkatkan daya tampung anak berkebutuhan khusus dan untuk itulah diadakan pendidikan inklusi. “Dengan begitu, kita harapkan angka partisipasi murni anak berkebutuhan khusus pada 2015 bisa meningkat mencapai 65 persen,” ujar Wamendikbud.

Pada OSN ABK Dikdas kali ini ada delapan jenis lomba diikuti oleh dari total peserta 264 dari 33 provinsi. Mereka adalah duta-duta provinsi. Siswa tunanetra mengikuti dua jenis lomba, yaitu:
1. Cerdas Cermat MIPA SDLB/Inklusi.
2. Cerdas Cermat MIPA SMPLB.

Sedangkan enam jenis lomba lainnya diikuti oleh siswa tunarungu atau tunadaksa atau autisme, yaitu:
1. Olimpiade Matematika SDLB/Inklusi.
2. Olimpiade IPA SDLB/Inklusi.
3. Olimpiade Matematika SMPLB.
4. Olimpiade IPA SMPLB.
5. Lomba IT (komputer) SMPLB/Inklusif.
6. Lomba Kewirausahaan SMPLB/Inklusif.

Selain diadakan OSN PK-LK Dikdas, bersamaan pembukaan tersebut diberikan penghargaan pendidikan iklusi dari Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kepada pemerintah daerah, perorangan dan kelompok.

Direktur Pendidikan Khusus Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mudjito AK, mengatakan kemajuan inisiatif pendidikan inklusi dari daerah sangat luar biasa perhatiannya.

“Untuk mendorong pendidikan inklusi di daerah kami memberikan award. Penghargaan ini diberikan kepada Gubernur, Bupati, walikota serta sekolah yang berinisiatif melakukan inovasi dalam pengembangan anak berkebutuhan khusus. Hal ini juga dalam kaitan menjangkau yang tak terjangkau dan pendidikan untuk semua,” tutur Mudjito.

Adanya kepedulian daerah terhadap pengembangan sekolah inklusi menurutnya ditandai saat munculnya peraturan kementerian tahun 2005 dan diterjemahkan dengan baik oleh pemerintah daerah. “Itu yang kami apresiasi dengan memberikan award ini,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar