Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendibud) Bidang Pendidikan,
Prof Musliar Kasim PhD, menyerukan agar masyarakat jangan rendah diri
jika memiliki anak berkebutuhan khusus.
Hal itu disampaikan
Wamendikbud saat memberikan sambutan pembukan Olimpiade Sains Nasional
(OSN) Pendidikan Khusus dan Layakan Khusus Pendidikan Dasar (PK-LK
Dikdas) di Sanur Bali, Minggu (2/9/2012). Musliar selanjutnya mengatakan
anak berkebutuhan khusus (ABK) juga memiliki talenta karena itu
diselenggarakan OSN agar anak berkebutuhan khusus bisa berprestasi.
"Saya
memperoleh cendera mata dari anak berkebutuhan khusus . Pada cendera
mata itu tertulis bahwa: Kami (ABK) bukan produk gagal dari ciptaan
Tuhan," paparnya.
Menurutnya, manusia itu pada dasanya unik
karena itu layanan pendidikan harus bebas diskriminatif. Dalam UUD 1945
dan UU Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 juga menyatakan jaminan
pendididikan untuk semua anak Indonesia. Sehingga pemerintah bekerjasama
dengan orangtua harus memberikan layanan pendidikan.
Namun
lanjutnya, hingga saat ini baru 30,5 persen anak berkebutuhan khusus
yang mendapat pendidikan. Karenanya harus dilakukan upaya untuk
meningkatkan daya tampung anak berkebutuhan khusus dan untuk itulah
diadakan pendidikan inklusi. “Dengan begitu, kita harapkan angka
partisipasi murni anak berkebutuhan khusus pada 2015 bisa meningkat
mencapai 65 persen,” ujar Wamendikbud.
Pada OSN ABK Dikdas kali
ini ada delapan jenis lomba diikuti oleh dari total peserta 264 dari 33
provinsi. Mereka adalah duta-duta provinsi. Siswa tunanetra mengikuti
dua jenis lomba, yaitu:
1. Cerdas Cermat MIPA SDLB/Inklusi.
2. Cerdas Cermat MIPA SMPLB.
Sedangkan enam jenis lomba lainnya diikuti oleh siswa tunarungu atau tunadaksa atau autisme, yaitu:
1. Olimpiade Matematika SDLB/Inklusi.
2. Olimpiade IPA SDLB/Inklusi.
3. Olimpiade Matematika SMPLB.
4. Olimpiade IPA SMPLB.
5. Lomba IT (komputer) SMPLB/Inklusif.
6. Lomba Kewirausahaan SMPLB/Inklusif.
Selain diadakan OSN PK-LK Dikdas, bersamaan pembukaan tersebut
diberikan penghargaan pendidikan iklusi dari Direktorat Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, kepada pemerintah daerah, perorangan dan kelompok.
Direktur Pendidikan Khusus Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Mudjito AK, mengatakan kemajuan inisiatif
pendidikan inklusi dari daerah sangat luar biasa perhatiannya.
“Untuk mendorong pendidikan inklusi di daerah kami memberikan award.
Penghargaan ini diberikan kepada Gubernur, Bupati, walikota serta
sekolah yang berinisiatif melakukan inovasi dalam pengembangan anak
berkebutuhan khusus. Hal ini juga dalam kaitan menjangkau yang tak
terjangkau dan pendidikan untuk semua,” tutur Mudjito.
Adanya
kepedulian daerah terhadap pengembangan sekolah inklusi menurutnya
ditandai saat munculnya peraturan kementerian tahun 2005 dan
diterjemahkan dengan baik oleh pemerintah daerah. “Itu yang kami
apresiasi dengan memberikan award ini,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar